Pages - Menu

Selasa, 21 April 2015

THERMOCOUPLE

Thermocouple adalah salah satu jenis alat ukur temperatur yang menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. Seperti yang telah saya singgung pada artikel sebelumnya, alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi daripada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.
20130324-095445 AM.jpg

Thermocouple
Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor listrik yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu logam terkena sumber panas, sedangkan logam yang lain dijaga di temperatur yang tetap, maka rangkaian tersebut akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan temperatur sumber panas. Penentuan kombinasi logam konduktor yang digunakan pada thermocouplemempengaruhi besar energi listrik yang akan dibangkitkan. Penentuan nilai tegangan listrik dari beberapa kombinasi konduktor dapat digambarkan pada grafik di bawah ini, data tersebut didapatkan dari pengujian laboratorium. Karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kombinasi logam konduktor ini akan bermanfaat bagi kita dalam menentukan thermocouple yang tepat untuk digunakan pada berbagai rentan temperatur dan media yang berbeda-beda.
20130223-094848 PM.jpg
Prinsip Kerja Thermocouple
Komponen konduktor thermocouple dapat dirangkai secara seri maupun paralel sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jika dirangkai secara seri, maka nilai tegangan total adalah jumlah dari keseluruhan tegangan yang dibangkitkan oleh masing-masing pasangan konduktor. Sedangkan jika disusun secara paralel, dan dengan syarat tiap-tiap pasangan konduktor memiliki nilai tahanan yang sama, maka besar tegangan total yang dibangkitkan adalah nilai rata-rata dari tegangan yang dibangkitkan oleh masing-masing konduktor. Kemampuanthermocouple untuk dirangkai secara seri maupun paralel ini bermanfaat pada saat dibutuhkannya pengukuran temperatur dengan rentan yang kecil serta ketelitian yang tinggi.
20130405-122452 AM.jpg
Grafik Tegangan Beberapa Kombinasi Logam Konduktor
Setiap kombinasi konduktor yang digunakan padathermocouple menentukan rentan temperatur yang dapat dibaca oleh thermocouple tersebut. Penentuan material konduktor yang cocok pada rentan temperatur kerja tertentu sangat dipengaruhi oleh ketahanan material tersebut terhadap proses oksidasi yang terjadi pada temperatur kerja yang diinginkan. Sedangkan keawetannya dipengaruhi oleh ukuran kawat yang digunakan, jenis osilator yang digunakan, serta kondisi lingkungan kerjanya. Sebagai contoh, tabel berikut menjabarkan beberapa jenis kombinasi konduktor serta karakteristik temperatur kerjanya.
20130405-014640 AM.jpg
Semua jenis thermocouple dengan berbagai tipe material, akan mengalami penurunan fungsi jika digunakan untuk mengukur temperatur di atas batas kemampuan ukurnya. Hal ini terutama terjadi jika digunakan untuk mengukur temperatur gas atau udara. Untuk mengatasi masalah ini digunakan sistem insulasi untuk melindungi kawat thermocouple dari efek penurunan fungsi tersebut. Jenis insulasi yang umum digunakan adalah magnesium oksida. Magnesium oksida ini membungkus kawatthermocouple, dan selanjutnya bahan dari baja digunakan sebagai pembungkus yang paling luar.
20130405-014834 PM.jpg
Thermocouple Dengan Insulasi
Ada dua jenis thermocouple yang menggunakan insulasi, yaitu grounded type dan ungrounded type. Kawat sensor thermocouple grounded typeter-grounding pada lapisan baja yang terluar, menghasilkan hasil sensor temperatur yang responsif untuk perubahan temperatur yang cepat namun thermocouple jenis ini tidak dapat dirangkai secara seri maupun paralel. Sedangkanthermocouple tipe ungrounded, kawat sensor tidak ter-grounding pada sisi luarnya. Tipethermocouple yang kedua ini sangat cocok jika digunakan untuk dirangkai secara paralel maupun seri.
20130406-125803 AM.jpg
20130406-125855 AM.jpg
Contoh Instalasi Thermocouple pada Sebuah Pipa Boiler
Gambar di atas merupakan salah satu contoh instalasi thermocouple pada sebuah bagian pipa boiler dengan tujuan untuk mengukur temperatur metal pipa boiler tersebut. Kawat sensor thermocouple yang terinsulasi ditanamkan kesebentuk logam (pad) sebelum dilas pada pipa boiler. Jika pad dari thermocouple tersebut terekspos oleh temperatur luar yang berbeda dengan temperatur bagian yang diukur, maka cara instalasi ini tidak cocok untuk digunakan, karena bagian pad tersebut akan menyerap panas dari sumber luar tersebut. Untuk metode instalasithermocouple yang lainnya akan kita bahas pada artikel selanjutnya.
Sinyal yang keluar dari thermocouple adalah berupa voltase listrik berukuran milivolt. Maka pada rangkaian thermocouple diperlukan potensiometer untuk membaca sinyal listrik tersebut. Selain itu diperlukan juga alat konverter milimeter menjadi nilai temperatur sesuai dengan yang dibutuhkan. Alat konverter ini harus terkalibrasi dengan sempurna untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik. Ada juga potensiometer jenis lain yang ia juga sekaligus sebagai konverter, sehingga hasil pembacaan yang keluar dari potensiometer tersebut sudah berupa temperatur aktual benda yang diukur.

Referensi

http://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-thermocouple/

Selasa, 31 Maret 2015

Saklar Otomatis


Ganti Saklar lampu ON OFF anda dengan sensor otomatis.Lampu akan otomatis hidup ketika ada orang di ruangan dan otomatis mati ketika tidak ada orang di dalam ruangan.Lebih hemat listrik,lebih efektif

Alat ini berfungsi sebagai pengganti saklar On/Off yg sering terpasang di tembok untuk mematikan/menghidupkan lampu.

Cara kerja alat ini mendeteksi panas dari mahluk hidup di suatu area/ruangan ( PIR=Pasif Infra red).

Ketika terdeteksi adanya manusia, di area sensor,maka akan mengaktifkan lampu di dalam ruangan.


Dan ketika kita meninggalkan ruangan,setelah 30 detik sensor AR-100A akan mematikan lampu secara otomatis.


Sensor hanya berfungsi pada saat ruangan gelap/malam hari.karena Alat ini dilengkapi juga dengan Sensor cahaya,ketika ada cahaya terang,baik dari matahari atau dari lampu yg langsung ke arah sensor, maka sensor tidak berfungsi.

Hal ini membuat lebih hemat listrik.


Aplikasi alat ini:
1.Cocok di area tangga,teras,kamar mandi
2.Dapat juga di fungsikan sebagai shock terapi pencuri yg kaget ketika mendekat ke rumah anda dan berada di area sensor,lampu akan hidup.
3.Cocok untuk tangga darurat,dimana lampu hanya hidup ketika ada orang lewat tangga tersebut.


Keuntungan:
1.Hemat energi
2.Instalasi mudah,tidak perlu merubah kabel yang ada
3.Tahan lama,karena secara umum tidak bersentuhan langsung dengan pengguna
4.Dapat di aplikasikan di rumah,kantor dan ruangan2 lainnya.
5.area sensor/Sudut sensor lebar memudahkan untuk mengaplikasikannya

Referensi

Mengenal Sensor Kamera


Bagaimana cara kerja sensor pada kamera digital?
Bagaimana cara kerja sensor pada kamera digital?
SainsMe - Saat ini bidang fotografi dan videografi sedang banyak digemari. Lihat saja, semakin banyak orang yang membawa kamera ke mana-mana dan mengabadikan gambar atau momen yang menarik. Jenis kamera yang digunakan pun bermacam-macam, mulai dari DSLR, kamera saku (pocket camera), bahkan kamera HP sekalipun. Yang pasti, kebanyakan dari jenis kamera yang dibawa tersebut merupakan kamera digital, meski ada beberapa orang yang masih suka membawa kamera analog.
Pada kamera analog, sebuah gambar yang ditangkap oleh lensa kamera akan langsung diproyeksikan ke film. Hasilnya, gambar tersebut akan langsung tercetak pada film dan kemudian dapat dicetak pada kertas foto. Tetapi bagaimana dengan kamera digital? Bagaimana gambar yang ditangkap oleh lensa kamera bisa diubah ke dalam bentuk digital?
Adalah sebuah komponen dalam kamera digital yang bernama sensor kamera. Sensor inilah yang bertugas untuk mengubah gambar yang ditangkap oleh lensa. Sensor tersebut terdiri atas berbagai sel yang tersusun membentuk persegi panjang. Tiap satu sel sensor tersebut merepresentasikan satu piksel, jadi banyaknya sel dalam satu sensor kamera sesuai dengan besarnya piksel gambar yang dapat dihasilkan dari kamera tersebut. (Ingin tahu apa itu piksel? Bisa dibaca di artikel sebelumnya tentang gambar digital)
Sel sensor pada kamera tersebut bersifat photosensitive. Artinya, saat terkena cahaya, sel sensor akan menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan yang besarnya sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Tegangan yang dihasilkan tersebut kemudian diproses oleh prosesor yang ada pada sensor tersebut untuk mengolah sinyal tersebut menjadi warna. Hasil dari seluruh sel sensor kemudian disatukan dan membentuk satu kesatuan gambar yang utuh.
Sensor kamera ini ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar. Untuk jumlah piksel yang sama, sensor yang ukurannya lebih besar dapat menghasilkan gambar dengan kualitas yang lebih baik. Hal ini dikarenakan sensor yang berukuran lebih besar umumnya lebih peka terhadap cahaya, sehingga intensitas cahaya yang diterimanya pun dapat lebih besar. Inilah mengapa kualitas gambar kamera DSLR bisa jauh lebih baik dari kamera HP meski resolusinya sama

Referensi

http://sains.me/1983/mengenal-sensor-kamera.html/

Anemometer

Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu.


Cara Kerja Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling – baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling – baling tersebut akan di konversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling – baling pada anemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin. Setelah baling – baling berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling – baling pada anemometer. Jenis yang paling sederhana adalah cup anemometer. Cup anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat lengan horisontal menempel ke atas. Piala yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin menyebabkan cup untuk memutar lengan sekitar tiang tengah. Cup anemometer rentan terhadap gesekan, yang membuatnya kurang akurat dari pada versi yang lebih maju.
Gambar Skema Cara Kerja Anemometer



Cara kerja anemometer dari sudut pandang lain yaitu dengan memanfaatkan rotasi yang terjadi saat angin menggerakan baling – baling pada perangkat ini. Seperti yang sudah diketahui bahwa Cup anemometer adalah jenis yang paling banyak digunakan. Ini terdiri dari beberapa cup logam (biasanya tiga) yang menempel pada ujung lengan horisontal terpasang pada poros vertikal. Penangkapan dalam cup angin menyebabkan mereka berputar. Tindakan ini ternyata poros, yang terhubung ke perangkat yang memberikan kecepatan angin dalam mil per jam, kilometer per jam, atau knot. Dalam satu jenis umum cup anemometer, poros dihubungkan ke generator listrik. Jumlah arus yang dihasilkan oleh generator bervariasi dengan kecepatan angin.

Cara kerja anemometer pada jenis terbaru dapat diketahui melalui anemometer modern yaitu anemometer kincir. The anemometer kincir angin mirip dengan senama, kincir angin, dalam hal ini harus sejajar dengan arah angin agar berfungsi dengan benar. Sebuah baling-baling angin, melekat pada ekor anemometer, didorong sekitar sampai baling-baling menghadap ke angin. Angin kemudian berubah baling-baling, yang berputar mekanisme yang menghitung kecepatan angin. Selain itu ada pula anemometer thermoelektrik. Sebuah anemometer thermoelectric menggunakan kawat sangat tipis yang dipanaskan sampai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya. Angin dingin kawat, dan elektronik dalam tubuh instrumen menghitung kecepatan angin berdasarkan hambatan listrik dari kawat. Anemometer jenis ini agak instrumen yang lembut, tetapi juga cukup akurat untuk menentukan kecepatan angin.

Referensi

Contoh Sensor Gas


Mengenal Cara Kerja Gas Detector


Dalam beberapa bencana terkait industri yang terjadi dewasa ini, kebocoran gas merupakan salah satu penyebab kerugian paling parah karena sifatnya yang berbahaya bagi keselamatan manusia. Kurangnya peringatan dini dari segi kesigapan dan alat berpotensi membuat hal-hal fatal terjadi. Untuk itulah, diperlukan sebuah gas detector sebagai bagian dari sistem keamanan.

Gas detector adalah sebuah alat yang bekerja dengan cara mendeteksi berbagai gas yang ada di sekitarnya. Umumnya, alat ini digunakan di tempat yang rawan terjadi kebocoran gas, misalnya di pabrik, lokasi pertambangan, dan kilang minyak.



Dalam konteks pencegahan dampak buruk kebocoran gas, gas detector dapat berfungsi melalui dua cara. Pertama, gas detector dipasang terhubung dengan control system sehingga mesin atau alat tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis sesaat setelah gas detectormendeteksi terjadinya kebocoran gas. Kedua, gas detector dapat pula memberikan tanda peringatan berupa bunyi alarm atau lampu yang menyala pada saat kebocoran gas terjadi sehingga orang yang berada di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera menyelamatkan diri.

Gas detector sangatlah penting karena banyak gas kimia beracun yang mungkin menyatu dengan udara dan membahayakan keselamatan manusia, terlebih di tempat yang terekspos bahan-bahan kimia. Gas detector dapat digunakan untuk mendeteksi sekurang-kurangnya tiga hal: gas yang mudah menyulut api, gas beracun, dan penipisan oksigen.

Alat ini mendapatkan daya dari listrik dan ada pula yang menggunakan batere. Cara kerjanya sederhana. Pertama, ketika detector mengukur konsentrasi gas di sebuah area, sensornya bereaksi terhadap gas kalibrasi yang akhirnya menunjuk pada skala tertentu. Tanda peringatan akan otomatis muncul ketika konsentrasi gas telah melewati batasan skala aman.

Cara menjaga ketahanan gas detector tidak terlalu sulit. Alat ini perlu dikalibrasi secara berkala untuk memastikan skalanya tetap akurat. Kalibrasi umumnya dilakukan per enam bulan atau per tahun.

Referensi

Meluncurkan Mobil Tanpa Supir

Era mobil yang bisa mengemudi secara otomatis segera tiba. Hal itu ditandai dengan peluncuran resmi Navia, mobil yang bisa berjalan sendiri buatan perusahaan robotik asal Prancis, Induct.
Mengambil tempat di ajang internasional Consumer Electronic Show (CES) 2014 di Las Vegas, AS, Navia meluncur sebagai mobil komersial pertama yang bisa mengemudi sendiri. Dengan menggunakan listrik, mobil tanpa sopir ini mampu menampung delapan penumpang dengan kecepatan konstan: 19,3 km/jam (12,5 mph).

Induct mengklaim Navia berbeda dengan mobil-mobil tak bersopir lain. Mobil ini dinilai lebih cerdas, mandiri, dan ramah lingkungan. Boleh dibilang mobil ini adalah wujud antara mobil golf dan minibus berbasis listrik alias emisi nol. Dikatakan cerdas, karena pengguna dapat memanggil Navia melalui smartphone atau PC.

"Navia adalah kendaraan jemput (shuttle) delapan penumpang yang didesain untuk alat transportasi di pusat-pusat kota. Inilah kendaraan yang memadukan teknologi robotik dan otomotif," ujar Pierre Lefevre, CEO Induct, dalam keterangan resminya, 6 Januari 2014.

Dia mengatakan, Navia ditujukan untuk menjadi alat transportasi ideal di lokasi-lokasi strategis kota, misalnya kampus, bandara, taman hiburan, pusat belanja, dan arena olahraga. "Sehingga, polusi dan macet di tempat-tempat itu bisa teratasi," ujarnya.

Navia dibekali sensor laser untuk memperkirakan jarak aman, kamera, dan sepaket peranti lunak yang dikembangkan sendiri oleh Induct untuk menerima perintah dan memprosesnya jadi mobil yang berjalan sendiri.

Jika sensor laser berfungsi untuk menghindari benturan atau tabrakan, kamera yang ditempatkan di sudut-sudut mobil bertugas merekam dan mengubah gambar jadi sebuah peta tiga dimensi sehingga mobil dapat menghindari pejalan kaki dan obyek-obyek di sepanjang jalan.

Untuk membuatnya berjalan, terdapat sebuah komputer layar sentuh yang dapat memilih lokasi yang akan dituju. Ya, mirip aplikasi navigasi Google Maps. Tinggal tentukan titik tujuan, maka mobil akan mengantarkannya. Navia juga tidak memerlukan rel atau jalur khusus, yang membuatnya dapat bepergian ke mana saja.

Penggunanya juga bisa mengatur rute, atau mengimplementasikan rute angkutan umum yang sudah ada, sesuai keinginan. Rute pun bisa ditentukan dari smartphone atau PC milik pengguna. Praktis dan mudah.

Mengintip sistem propulsi, ternyata Induct mengandalkan beberapa baterai Lithium-Polymer sebagai sumber daya, serta sistem pengisian isi ulang cepat dalam tiap pemberhentian. Ya, sangat cepat, Anda hanya butuh waktu 15 menit agar baterai mobil terisi penuh lagi. Efektif.

Ketika diluncurkan, Induct membanderol mobil canggih ini dengan harga yang lumayan tinggi, sekitar US$250.000, atau setara Rp3,05 miliar. Harga ini diklaim lebih hemat 40 persen dibandingkan menggaji seorang sopir shuttle.

Seperti apa wajah asli Navia dan bagaimana cara kerjanya? Berikut video resminya:

Uji coba Audi

Persis setahun lalu, pada ajang yang sama, yang juga digelar di Las Vegas, Audi sempat memperkenalkan mobil yang bisa menjemput penggunanya dan parkir sendiri.

Saat itu, pabrik mobil asal Jerman itu mengatakan, teknologi mobil yang berjalan sendiri akan menjadi hal yang umum dalam satu dekade mendatang. Jadi, meski tidak dirilis secara komersial, Audi membuktikannya dengan uji coba pada modifikasi mobil Audi A7.

"Bayangkan jika Anda berada di sebuah pusat belanja, dan Anda ingin mobil menjemput Anda. Itulah apa yang akan dilakukannya. Jika saya menekan tombol 'pickup', mobil ini akan menyala sendiri dan mulai mengemudi, dan akan berhenti tepat di depan pintu Anda," kata Annie Lien, Insinyur Senior Audi, ketika itu.

Sistem ini bekerja dengan menggunakan kombinasi sensor laser di tempat parkir dan mobil. Ini memungkinkan sistem komputer di tempat parkir memberitahu mobil di mana ada ruang untuk parkir.

Untuk uji coba di Las Vegas, mobil modifikasi Audi A7 hanya bergerak di zona bebas pejalan kaki khusus. Tetapi, Audi juga tengah mengembangkan teknologi anti-tabrakan, sehingga suatu hari nanti bisa digunakan di tempat parkir normal.

Dimulai di Oxford

Mimpi untuk mewujudkan mobil yang bisa berjalan sendiri sejatinya telah ramai sejak era tahun 2000-an. Namun, pada 2011, sejumlah ilmuwan Universitas Oxford mengembangkan sebuah mobil yang dapat berkendara sendiri untuk pertama kali.

Kala itu, semangatnya adalah menciptakan sesuatu untuk menjadi obat pengurai kemacetan yang terjadi di kota-kota besar. Ide pembuatan mobil berasal dari mobil "Kitt" yang muncul di serial TV tahun 1980-an, Knight Rider, yang dibintangi oleh aktor David Hasselhoff.

Akhirnya lahirlah mobil pintar Oxford yang dinamai Wildcat, yang dibangun dengan bantuan dari Hi-tech Contractor BAe System.
Teknologi ini dilengkapi dengan laser dan kamera, untuk melihat jalan, dan sebuah otak berupa program canggih guna memproses informasi, membuat keputusan, serta beradaptasi sesuai dengan situasi, kecepatan, dan keadaan sekitar.

Selang setahun, giliran General Motors (GM) yang melakukan serangkaian percobaan terkait mobil tanpa pengemudi bersama Google. GM mengaku sudah melakukan penelitian teknologi ini sejak tahun 2007, di mana Chevrolet Tahoe dimodifikasi agar mampu berjalan sendiri dari California ke basis Angkatan Laut AS dengan jarak tempuh 55 mil (88,5 kilometer).

Menurut Kepala Riset dan Pengembangan General Motors (GM), Larry Burns, mobil tanpa pengemudi pada dasarnya tetap bisa dikemudikan secara manual oleh tiap orang.

"Hanya saja, ada fitur seperti auto-pilot pada pesawat. Dengan fitur ini, sistem komputer akan mengambil alih kemudi ketika pengendara sedang sibuk terhadap hal lain, misalnya menelepon atau membalas pesan," ujar Burns.

Idealnya, tambah Burns, teknologi di mobil juga dilengkapi beberapa perangkat. Mulai dari radar, sensor, kamera, GPS dan perangkat komunikasi portabel, sehingga dapat berinteraksi antara satu mobil dan mobil lain.

"Pada tahun 2015, akan ada perusahaan mobil yang menjual fitur yang mirip dengan cruise control (mobil berjalan otomatis tanpa pengemudi)," kata Burns pada Automotive News,Kamis 12 April 2012 silam.

Celotehan Burns itu pun terjadi lebih cepat dari perkiraan. Meski tidak diperuntukkan untuk kendaraan rumah, Navia muncul sebagai kendaraan komersial pertama yang berjalan secara otomatis alias tanpa sopir.

Referensi
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/471823-segera-tiba-era-mobil-tanpa-sopir

Selasa, 17 Maret 2015

Kinerja pada Kincir Angin Menjadi listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik tenaga angin itu adalah suatu pembangkit listrik yang menjadikan angin menjadi sumber energi yang nantinya akan menghasilkan energi berupa listrik. Pembangkit ini dapat merubah energi yang awalnya angin lalu menjadi energi listrik dengan cara memakai turbin angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik ini akan memakai energi angin sebagai sumber energi. Sumber ini menjadi sistem alternatif yang sangat berkembang pesat dan berguna bagi masyarakat sekitar karena kita mengingat bahwa angin itu salah satu energi yang tidak terbatas di alam bumi ini.

Bagian-Bagian dari Kincir Angin




Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin

Suatu pembangkit listrik yang berasal dari energi angin ini merupakan hasil dari penggabungan antara beberapa turbin angin yang akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja dari pembangkit listrik tenaga angin ini yaitu pada awal ini energi angin akan memutar turbin angin. Lalu turbin angin ini bekerja melakukan putaran pada kincir angin akan tetapi memutarnya terbalik dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik tetapi nantinya akan menghasilkan listrik, Lalu menggunaan angin sepoi-sepoi untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin ini akan memutar sudut turbin, lalu akan diteruskan ke memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teorimedan elektromagnetik, yaitu poros yang berada pada generator yang dipasang dengan material feromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar, itu akan mendapat kejadian perubahan fluks pada stator yang akhirnya mendapat perubahan fluks. Perubahan fluks ini akan menghasilkan tegangan dan arus listrik yang belum tentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan disalurkan ke kabel jaringan listrik dan nanti akhir akan digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang mendapatkan bentuk gelombang kurang lebih seperti sinusoidal dan energi listrik ini biasanya akan disimpan ke dalam baterai sebelum dimanfaatkan oleh masyarakat.

Referensi
http://www.academia.edu/7806434/I._PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_ANGIN